Monday, March 22, 2010

Waspadai Penyakit Posesif Pasangan



Masih ingat dengan lagu berjudul Posesif yang dinyanyikan oleh Naif? Di video klip lagu tersebut terpampang Afy (waria) sebagai bintangnya. Mungkin saja benar teori tentang posesif yang sangat berlebihan pada umumnya terjadi di kalangan kaum homoseksual. Sehingga Afy mungkin bisa mewakili arti posesif itu sendiri.

Sebut saja beberapa tragedi seperti Gianni Versace (perancang busana ternama) yang konon ditembak mati oleh pacarnya. Ada juga ‘pemain lokal’ yang tidak kalah hebohnya karena sempat menghiasi seluruh headline media cetak maupun online, yaitu Ryan (yang lebih dikenal dengan: Jagal dari Jombang). Ia didakwa melakukan pembunuhan sadis (mutilasi) karena “pacar”nya yang dirayu untuk menemai tidur oleh korban.

Namun bukannya tidak mungkin jika kaum heteroseksual juga seringkali menjadi posesif. Pacar diidentikan dengan teman yang sifatnya istimewa. Tidak salah juga sih memperlakukan pacar berbeda dengan teman lainnya. Seperti misalnya perhatian ekstra, perlindungan, dan kasih sayang. Dengan demikian, secara otomatis rasa cemburu pasti datang ketika pacar berdekatan mesra dengan lawan jenis. Bagi sebagian orang yang tidak dapat menahan rasa cemburu, biasanya sikapnya akan berubah menjadi kalap dan malahan berbuat kasar meluapkan amarah. Inilah yang disebut posesif.

Kelewat Sayang

Arti posesif sendiri adalah suatu perasaan ingin memiliki dan menguasai pasangan secara berlebihan, tingkat cemburu paling atas.

Pengalaman Masa Lalu

Sikap ini bisa tumbuh dengan sendirinya karena pengalaman cinta masa lalu yang buruk akibat pernah diselingkuhi atau dikhianati pasangan; sehingga dia tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali. Wujudnya bisa berupa mengancam pasangan dan melakukan tindak kekerasan, atau malah sebaliknya yaitu mengancam akan bunuh diri jika kemauannya tidak diikuti.

Tidak Percaya Diri

Orang-orang yang posesif seringkali menyimpan perasaan tidak yakin akan diri sendiri, rendah diri, tidak percaya diri dan merasa susah untuk mendapatkan pasangan. Ketika akhirnya dia mendapatkan pacar, maka akan cenderung melindunginya secara berlebihan.

Ciri-ciri terjangkit penyakit posesif

Jika HP kamu seringkali berdering tiada henti karena pasangan yang menelepon hanya untuk menanyakan “Lagi ngapain?”, “Lagi dimana?”, “sama siapa aja?”, “ada cowok/cewek ga disana?”. Atau melarang keras untuk berinteraksi dengan lawan jenis baik itu sekedar mengobrol, tersenyum, basa-basi apalagi kalau kedapatan SMS-an. Daftar nomor telepon di handphone pun seringkali tak luput darinya, jika terdapat nama yang tidak dikenali maka pertanyaan bertubi-tubi segera meluncur. Bukan tidak mungkin terjadi bila pacar kamu langsung melabrak setiap teman lawan jenis-mu.

Solusi

Sebenarnya cukup wajar jika posesif masih dalam tahap normal sebagai wujud rasa cinta yang berlebihan dan takut kehilangan. Namun jika berawal pada intimidasi, menampar, memukul, menjambak sebaiknya kamu segera memutuskan hubungan sebelum terlambat dan menjadi parah.

Tapi namanya juga cinta, dipaksa putus malah nyambung lagi. Apa jadinya jika kamu tidak tega memutuskan pasangan? Kalau begitu, mau tidak mau kamu harus mengikuti tips berikut:

* Jangan pernah mengungkit kejadian masa lalu tentang kamu dan mantan, apapun itu.

* Berikan perhatian yang luar biasa kepada pasangan. Laporkan lokasi, keadaan dan situasi dimanapun kamu berada (mungkin kedengarannya seperti polisi). Laporan yang terus ter-update akan mengurangi perasaan curiga dan pasangan merasa kamu berada di tempat yang aman.

* Jika pasangan sedang marah, lebih baik diam seribu bahasa. Jangan pernah menyanggahnya.

* Kumpulkan kesabaran yang lebih untuk memberikan pengertian kepadanya jika kamu terpaksa harus berinteraksi dengan lawan jenis.

* Jika memungkinkan, ajaklah pasangan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Mungkin cara ini akan sedikit susah, salah-salah malah doi akan marah besar karena menganggap kamu sudah menganggapnya gila. Jadi berhati-hatilah.

* Jika tips diatas masih tidak berhasil juga, sepertinya ini saatnya mengatakan kata putus. Toh menjadi jomblo bukanlah kutukan setan. “Bila ku mati.. kau juga mati”

source: http://www.twentea.com/2009/02/05/waspada-penyakit-posesif/

No comments:

Post a Comment