Wednesday, April 28, 2010

Warga Kulit Putih Tidak Akan Mayoritas Lagi Di AS Tahun 2050

Para ahli kependudukan mengatakan sekarang ini terjadi perubahan komposisi etnis di Amerika. Mereka memperkirakan hasil sensus 2010 akan menunjukkan lebih banyak orang keturunan Spanyol atau dikenal dengan sebutan kaum Hispanik.
Keturunan Spanyol atau Hispanik seperti keluarga ini  semakin mendominasi komposisi penduduk Amerika pada tahun 2050, menggeser kaum kulit putih yang kini adalah mayoritas.
Foto: photos.com Keturunan Spanyol atau Hispanik seperti keluarga ini semakin mendominasi komposisi penduduk Amerika pada tahun 2050, menggeser kaum kulit putih yang kini adalah mayoritas.

"Dalam 40 atau 50 tahun mendatang, akan lebih banyak keturunan Hispanik di Amerika. Jadi ke depannya, konsep mayoritas mutlak akan hilang," ujar Haub.

Kelompok etnis mayoritas kulit putih di Amerika akan hilang dalam beberapa dekade mendatang.

Para pakar kependudukan memperkirakan hal tersebut berdasarkan data awal sensus 2010, yang menunjukkan kaum minoritas Hispanik berkembang dengan pesat. Biro Sensus Amerika mengatakan kelompok yang sekarang minoritas tersebut akan menjadi mayoritas pada tahun 2050.

Warga Hispanik tak pelak lagi adalah kelompok etnis yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika. Carl Haub dari Biro Referensi Populasi mengatakan bahwa pada kelompok Hispanik, rasio kelahiran dan kematian adalah sepuluh banding satu, yang artinya, ada 10 bayi yang lahir, bagi setiap orang yang meninggal.
Sementara, pada kelompok etnis kulit putih, rasio kelahiran dan kematian adalah satu banding satu. Dan, dalam lima tahun mendatang, jumlah kelahiran bayi akan turun di bawah 50 persen. Selain itu, pada kelompok kulit putih, rasio kelahiran dan kematian satu banding satu.

Oleh karena itu tidak heran bila Haub mengatakan, "Warga Hispanik menjadi mesin perubahan komposisi etnis di Amerika."

Perubahan tersebut tidak lepas dari dengan tingkat pendidikan dan pendapatan tiap-tiap kelompok.
Menurut pakar kependudukan, perempuan kulit putih cenderung memiliki lebih sedikit jumlah anak karena mereka berpendidikan tinggi dan bekerja. Perempuan yang kurang pendidikan dan berpenghasilan lebih sedikit cenderung mempunyai anak lebih banyak.

Enrique Torrico mengajar di Centro Nia, sekolah negeri dwibahasa di Washington dimana 78 persen muridnya adalah keturunan Hispanik. Torrico mengakui kebanyakan orang tua murid yang ia hadapi berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Namun, ia berharap,  agar pendidikan dapat membantu mengubah masa depan anak-anak Hispanik tersebut. "Paling tidak, warna kulit dan bahasa akan makin tidak menentukan. Yang menentukan, apa yang mereka ketahui, apa yang mereka bisa dan apa sumbangsih mereka bagi masyarakat,” katanya.

Dari manakah asal para warga Hispanik di Amerika? Para ahli kependudukan mengatakan kebanyakan kaum tersebut berasal dari Meksiko. Tapi yang menarik, kaum pendatang yang baru kini tidak lagi tinggal di negara-negara bagian yang berbatasan dengan Meksiko. Mereka sekarang banyak  tinggal di daerah pertanian di wilayah tengah Amerika di mana banyak tersedia lapangan pekerjaan.

Tersedianya lapangan kerja tersebut, menurut Haub, disebabkan banyaknya generasi muda kulit putih yang meninggalkan kampungnya karena enggan menjadi petani. Dengan demikian, kata Haub, "Dalam 40 atau 50 tahun mendatang, akan lebih banyak keturunan Hispanik di Amerika. Jadi ke depannya, konsep mayoritas mutlak akan hilang. “

Konsekuensi dari hilangnya konsep mayoritas tersebut, menurut Torrico, adalah penekanan pada keanekaragaman. Menurutnya, di masa depan, ras dan etnis tak lagi menentukan jati diri seseorang. "Nantinya yang lebih penting adalah menguasai aneka bahasa. Ini penting untuk memahami orang lain,“ katanya.

Ia mengatakan para sistem pendidikan di Amerika harus mempersiapkan para pelajar untuk menghadapi realitas baru itu dengan belajar dan mengenal semua budaya.

source: http://www1.voanews.com

No comments:

Post a Comment