Tuesday, October 19, 2010

Hujan Meteor Akan Terjadi Pada November dan Desember




Foto: Ilustrasi (AFP) 
Jakarta – Pada dua bulan terakhir tahun 2010, November dan Desember, hujan meteor akan kembali terjadi. Meski kuantitasnya lebih sedikit daripada jumlah meteor Orionid yang terjadi pada 20-22 Oktober,  namun fenomena tersebut layak ditunggu.

Pada November 2010 akan terjadi hujan meteor Leonid yang puncaknya terjadi pada 17-18 November. Per jamnya akan jatuh belasan meteor. Hal ini terjadi karena bumi berpapasan dengan debu komet Swift-Tuttle (yang diduga akan menabrak bumi pada tahun 2126).

“Peristiwa ini terjadi dini hari, bisa dilihat di sekitar langit arah timur laut,” ujar ujar peneliti matahari dan antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (19/10/2010).

Hujan meteor Leonid ini sebenarnya sangat bervariasi jumlah meteornya. Hal ini disebabkan ketebalan debu yang tidak seragam. Pada 1998-2002 bisa sampai ribuan meteor per jam, karena itulah saat itu disebut badai meteor.

Sedangkan pada Desember akan terjadi hujan meteor Geminid, di mana ada 20 meteor yang jatuh per jamnya. Fenomena ini terjadi di langit sedikit di arah utara pada dini hari. Puncaknya adalah pada 13-14 Desember.

Berbeda dengan hujan meteor lainnya, peristiwa ini lahir dari asteroid Phaeton 3200. Orbit Phaeton berbentuk elips seperti halnya komet yang mendekati matahari melebihi orbit planet Merkurius yang merupakan planet di galaksi Bimasakti yang terdekat dengan matahari. Asteroid ini tidak menghasilkan debu karena merupakan sisa debu dari komet yang sudah habis selubung esnya.

Hujan-hujan meteor itu tidak berbahaya, hanya menambah keindahan langit kalau terlihat. Fenomena ini bisa diperkirakan waktu dan arahnya. Yang berbahaya adalah meteor sporadis, yakni bila meteor yang jatuh ke bumi dalam ukuran besar.

“Meteor sporadis ini bervariasi ukurannya ada yang seukuran pasir seperti hujan meteor, tapi ada juga yang besar dan bila jatuh ke bumi bisa menimbulkan lubang seperti kawah. Meteor sporadis terjadi sewaktu-waktu karena merupakan batuan dari antariksa atau batuan antar planet,” terang peraih gelar doktor dari Universitas Kyoto,Jepang, ini.

Sedangkan pada 20-22 Oktober 2010 merupakan puncak hujan meteor Orionid. Rata-rata ada sekitar 20-40 meteor yang jatuh per jamnya. Bila dalam satu jam ada 40 meteor yang jatuh, maka kira-kira sekitar satu menit ada satu meteor yang jatuh.

Disebut hujan meteor Orionid karena jatuhnya meteor di rasi bintang Orion. Fenomena ini terjadi karena bumi melintasi debu sisa komet Halley. Sebenarnya akibat lintasan bumi ini, terjadi 2 kali hujan meteor yang hampir sama. Pada bulan Mei terjadi hujan meteor Eta Aquarids, sedangkan pada Oktober menyebabkan hujan meteor Orionid.

source: detiknews

No comments:

Post a Comment