Ro Cham H’Pnhieng, nama gadis itu ramai jadi bahan pembicaraan warga setempat. Ro Cham adalah seorang gadis yang hilang dan hidup sendiri di hutan liar selama 18 tahun.
Ksor Lu, ayah gadis itu menuturkan ceritanya kepada media:
saat itu 12 April 1989 Ro Cham, anaknya yang baru duduk di kelas 2 SD sedang menggembala sapi di hutan, beberapa sapi ada yang tesesat dan Ro Cham bermaksud mencarinya. Ro Cham berjalan terlalu jauh masuk hutan hingga dia sendiri tersesat dan tidak menemukan jalan kembali. Ksor Lu dan warga desa telah mencarinya selama 3 hari di hutan tapi tidak menemukannya. Mereka berkesimpulan mungkin Ro Cham sudah tewas terbunuh binatang buas dan menghentikan pencarian.
18 tahun pun berlalu.. suatu ketika di awal bulan Januari sekelompok petani lokal ke hutan untuk membuka lahan dan menebang kayu. Dalam aktivitasnya mereka menemukan kejanggalan, 2 – 3 hari terakhir nasi dan makanan mereka sebagian hilang dan selalu berantakan. Mereka mengira binatang liarlah pelakunya, tapi ada yang berpendapat itu adalah perbuatan pencuri dan mereka bermaksud menemukan pelakunya.
Beberapa kali mereka berhasil memergoki dan mengejarnya, tetapi dia berlari terlalu cepat dan lolos. suatu saat pada tgl 13 Januari mereka berhasil menangkapnya. Mereka takut sekaligus heran, melihat sesosok tubuh gelap telanjang dengan rambut acak-acakan sepanjang lutut, kuku yang panjang dan bersuara kacau.
Begitu berhasil menangkap “makhluk hutan” itu, para petani membawanya ke kantor polisi Odadao, saat itu kebetulan Ksor Lu sedang berada di sana. Sekali melihat gadis itu Ksor Lu langsung mengenli bahwa dia itu adalah putrinya Ro Cham yang hilang 18 tahun lalu. Dengan air mata mata mengucur deras Ksor Lu berusaha memeluk Ro Cham, tetapi Ro Cham beberapa kali berontak, mencakar dan mendorongnya.
Setelah berterimakasih pada para petani, Ksor Lu membawa Ro Cham pulang ke rumah. Reuni keluarga dengannya berlangsung sulit, Beberapa kali dia mencoba kabur dari rumah untuk kembali ke hutan, setelah beberapa waktu keluarga berhasil “menjinakkanya”, mereka memotong rambut dan kukunya, memandikannya dan memberi dia pakaian. Dia tidak bisa memakai sandal, tingkah lakunya mirip monyet, suka lompat-lompat dan memanjat. Dia juga cuma mau makan buah, sayur dan makanan mentah.
Kata H’Thia, ibu Ro Cham, setelah beberapa waktu dia baru bisa mengucapkan kata-kata pendek yang tak jelas. Melalui bahasa isyarat dia menceritakan pengalamannya hidup di hutan, bagaimana dia menangkap ikan, mencari buah-buahan, berteduh di bawah pohon atau batu, dan lain-lain. Meski 18 tahun tanpa pakian, tanpa api, tanpa obat-obatan, dia bisa selamat hidup di hutan.
Mendengar berita itu, penduduk setempat berkunjung ke rumahnya, memberi selamat pada keluarga, ada yang menghadiahi pakaian dan lain-lain. Bahkan media dari Jepang pun turut meliput berita ini. Kini Ro Chm berusia 29 tahun.
source: http://mal96.wordpress.com/2010/04/28/gadis-rimba-kembalinya-seorang-gadis-setelah-18-tahun-menghilang-di-hutan/
No comments:
Post a Comment