Titik buta ini saya ketahui pertama kali ketika saya mengunjungi Amerika Serikat tahun 1995 dari paman saya yang tinggal disana. Kebetulan saya bermobil bersamanya dan duduk di bangku depan. Saya perhatikan sebelum menyalip kendaraan lain, paman saya selain menengok ke semua kaca spion (kiri, kanan dan tengah), beliau juga selalu menengok sedikit ke belakang. Saya tanyakan apa alasannya, beliau menjawab “blind spot! Kita ga pernah tahu benar-benar ada kendaraan atau tidak dibelakang kita. Selain itu, waktu tes ngambil SIM disini itu diharuskan menengok ke belakang kalau menyalip, kalau ga nengok, ga lulus”. Tahun-tahun segitu saya masih sangat jarang menyetir mobil, jadi saya tidak memperhatikan betul penjelasannya, tetapi selalu saya ingat.
Mari kita lihat bagaimana titik buta ini terjadi pada ilustrasi dari Wikipedia pada gambar.
Anda adalah pengemudi mobil biru. Daerah berwarna kuning adalah daerah yang bisa dilihat oleh tiga kaca spion yang biasanya terdapat di mobil. Jika kita perhatikan, mobil hijau akan dengan mudah kita lihat, baik oleh kaca spion sebelah kiri maupun kaca spion tengah. Lain halnya dengan mobil merah yang hanya terlihat sedikit oleh kaca spion kanan.
Saya melakukan beberapa eksperimen sendiri - yang tentunya tidak membahayakan - akibat dari titik buta ini dijalan Tol Cikampek-Jakarta. Mobil saya kemudikan dengan kecepatan sedang, sekitar 70 km/jam, dan membiarkan mobil lain dari sebelah kanan mobil saya untuk menyalip. Saya perhatikan posisinya masih terlihat oleh kaca spion kanan dan spion tengah, sekelebat kemudian mobil tersebut sudah tidak tampak oleh kaca spion tengah tetapi masih tampak oleh kaca spion kanan sebagian besar buntut dari mobil tersebut. Kemudian setelah bagian belakang mobil tersebut mulai sedikit sekali tampak di kaca spion kanan, moncong mobil tersebut sudah disamping mobil saya yang bisa saya lihat dengan ekor mata saya. Tidak benar-benar “buta” rupanya spion saya ini.
Ini kesimpulan yang prematur! Tentunya saya harus memvariasikan jenis mobil - yang akan mempengaruhi panjang mobil - serta jarak horizontal (seperti pada gambar di atas) dengan mobil yang akan menyalip saya - yang akan mempengaruhi “ketertangkapan” refleksi mobil dengan spion sebelah kanan. Beberapa variasi ukuran mobil saya coba mulai dari model Honda CRV, KIA Picanto, Toyota Avanza, Mazda Interplay, Mitsubishi Lancer dan lain-lain. Semakin pendek mobil yang akan menyalip mobil saya, semakin besar kemungkinannya ada berada didaerah titik buta secara menyeluruh, akan tetapi juga bergantung pada jarak horizontal antara mobil kita dan mobil lain. Anda bisa mencoba-coba sendiri memvariasikan posisi mobil merah digambar atas untuk lebih memahami eksperimen saya.
Kita boleh meremehkan efek titik buta ini yang kejadiannya tidak sampai satu detik. Pertanyaannya, bagaimana jika mobil berada dititik buta persis bersamaan dengan ketika anda melirik spion anda - yang juga tidak sampai satu detik? Inilah bahaya sebenarnya dari titik buta.
Titik buta ini akan lebih nyata lagi jika anda mengemudikan mobil yang panjang seperti truk. Saya pernah mengalami hampir disenggol oleh truk. Saya berkendara tidak terlalu cepat dan menyalip truk itu dengan perlahan. Mendadak si truk itu hendak mengambil jalur saya! Rupanya dia tidak melihat mobil saya dan itu juga salah saya adalah berada di daerah titik buta terlalu lama sehingga sopir truk tersebut mengira tidak ada kendaraan yang menyalipnya.
Beberapa tips untuk menghindari titik buta(BLIND SPOT)
1. Sebelum mobil berjalan, aturlah semua kaca spion anda sehingga posisinya memungkinkan anda mempunyai pandangan seluas mungkin ke sisi kanan belakang dan sisi kiri belakang. Jangkauan pandangan melalui kaca spion cukup terbatas dan akan lebih terbatas lagi jika posisi kaca spion diatur dalam posisi yang tidak benar. Ketika kendaraan sudah bergerak dan merasa posisi spion tidak pas, jangan mengatur kaca spion terlalu lama karena akan mengurangi konsentrasi mengemudi. Selain itu perubahan posisi spion itu juga akan mengubah-ubah luasan daerah titik buta.
2. Ketika menyalip mobil lain, pastikan bahwa tidak ada mobil lain disisi sebelah kanan dengan cara menengok sedikit ke belakang. Menengoknya tidak usah terlalu ke arah belakang dan terlalu lama, cukup melihat ke samping dan ekor mata anda tidak menangkap obyek sebesar mobil disisi kanan anda.
3. Ketika menyalip mobil lain, saliplah dengan kecepatan yang lumayan lebih tinggi dari mobil yang anda salip. Hindari mobil anda berada didaerah titik buta dalam waktu yang terlalu lama. Jika anda tidak yakin bisa menyalip dengan kecepatan yang lumayan lebih tinggi dari mobil yang akan disalip, sebaiknya jangan menyalip.
4. Jika anda berkendara di jalan yang mempunyai lebih dari dua lajur (3 sampai 4 lajur) dan anda tidak berada dijalur paling kiri, waspadalah dengan kendaraan yang mungkin muncul dari sisi sebelah kiri. Kadang-kadang jika ada kendaraan dari sebelah kiri menyalip dengan jarak yang terlalu dekat dengan kita atau kecepatannya sangat tinggi, reaksi kita biasanya kaget dan tangan kita biasanya juga bergerak mengejutkan kemudi sehingga mobil menjadi oleng.
5. Jika anda mengemudikan mobil dijalan yang mempunyai marka jalan, cobalah untuk memposisikan mobil anda persis didaerah tengah antara marka sebelah kanan dan marka sebelah kiri. Jangan terlalu mepet ke marka sebelah kanan ataupun sebelah kiri. Sepengamatan saya, marka jalan ini (terutama di jalan tol) sudah didesain untuk memberikan pandangan yang meminimalkan luasan daerah titik buta. Jika kita terlalu mepet ke salah satu marka, biasanya daerah titik buta akan mulai bertambah.
Tips diatas adalah tips berkendara untuk mobil. Bagaimana dengan sepeda motor? Sepeda motor mempunyai daerah titik buta yang jauh lebih luas dibandingkan mobil! Jangankan dengan spion modifikasi - yang biasanya bentuknya kecil-kecil -, bahkan dengan spion standar sekalipun sulit sekali menangkap semua obyek yang ada dibelakang kita.
Dalam kasus sepeda motor, gunakan spion sebagai alat bantu awal saja untuk melihat pergerakan kendaraan dibelakang dan SELALU melihat kebelakang sebelum menyalip atau berbelok ke kanan. Jika anda sering melihat sepeda motor kadang terserempet sesama sepeda motor, ya itu karena mereka belum paham betul dengan konsep titik buta.
source: http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=391
No comments:
Post a Comment