Lebih dari 4.000 tahun, perempuan ternyata sudah ambil peranan penting dalam pertempuran yang menentukan di dunia. Namun sejumlah besar perempuan dalam satu suku, yang seluruhnya adalah pejuang yang mahir menggunakan senjata dan menguasai teknik pertempuran, mungkin hanya suku Amazon!
Ada kisah dari masa Hercules tentang satria perempuan berkorset kulit sebagai baju zirahnya yang sangat menguasai seni tempur dan pertarungan dengan senjata tajam, lalu seorang ratu yang memimpin sekelompok serdadu perempuan bernama Hippolyte. Kisah ini yang mungkin diadaptasi dalam karakter film seri versi TV: Xena the Princess Warrior!
Versi catatan penting sejarah Yunani kuno lainnya menyebutkan keterlibatan suku perempuan Amazon di bawah komando Ratu Penthesileia, dalam perang akbar Troy di abad ke-5 sebelum Masehi. Suku Amazon ini membantu Trojan melawan invasi tentara Yunani. Hujan panah dari tembok istana Troy kemungkinan besar merupakan buah serangan perempuan-perempuan Amazon ke barisan tentara Yunani yang mendarat dari bibir pantai. Panah-panah yang menewaskan sebagian besar tentara ekspedisi pertama Yunani yang merangsek ke garis pertahanan Troy. Namun akhirnya Ratu Penthesileia sendiri terbunuh di tangan “pendekar” Yunani yang legendaris: Achilles. Inilah yang mematahkan perlawanan suku Amazon di Troy.
Suku Amazon
Amazon adalah sebuah sebutan. Ada dua versi kontroversial mengenai maknanya jika ditinjau dari etimologi-nya. Versi pertama, Amazon berdasarkan tinjauan bahasa Iran kuno kira-kira berbunyi “ha-mazan” yang diterjemahkan sebagai “warriors (pejuang)”. Sebutan ini ditujukan bagi voluntir suku gagah berani yang mayoritas perempuan dalam pertempuran besar Persia (492 – 448 SM).
Sementara versi Yunani, menyebutkan bahwa Amazon mengandung makna buah dada yang hilang (breastless). Penyebutan ini muncul terhadap sekelompok pejuang perempuan yang mahir menggunakan panah. Namun anggota suku ini tidak memiliki buah dada sebelah kanan. Konon buah dada itu sengaja dipotong untuk memudahkan gerakan memanah mereka.
Dalam mitologi Yunani Kuno, suku Amazon dikenal sebagai suku yang seluruh anggotanya adalah perempuan pejuang yang amat terlatih menggunakan panah, tombak dan pedang. Sebuah skriptur (yang ditaksir) berasal dari abad ke-8 atau ke-7 sebelum Masehi menyebutkan mereka sebagai Amazon (Amazonia). Perempuan-perempuan Amazon ini dituliskan berasal dari suku barbar nomaden yang bermukim di sekitar Laut Hitam (wilayah utara Turki sekarang).
Sejarawan Yunani kuno, Herodotus mempercayai keberadaan Sarmatians, yaitu orang-orang yang menempati kawasan Scythian. Dari sini lah dugaan kuat muncul bahwa telah terjadi penyatuan antara perempuan suku dan kaum Scythians. Keturunan perempuan mereka yang lantas meneruskan kebudayaan suku Amazon.
Literatur menyebutkan bahwa suku Amazon memang hanya terdiri dari perempuan. Semuanya didik sejak kecil untuk menjadi petarung yang tangguh. Sejak anak perempuan menginjak akil balik, buah dada kananya pun dipotong dalam sebuah ritual. Inilah ciri khas Amazon Yunani. Perempuan-perempuan itu mengorganisir diri menjadi sebuah ras yang unggul, menyaingi satria lelaki bahkan melebihinya.
Dalam satu tahun, setidaknya mereka melakukan “perburuan” lelaki untuk reproduksi dan melanjutkan keturunan. Lelaki itu “dipaksa” melayani hubungan seksual dan sesudahnya dibuang kembali ke sukunya. Seandainya lahir anak lelaki, maka mereka akan membuangnya ke suku lelaki yang membuahinya atau dipelihara sebagai budak. Amazon memang hanya menerima kaum perempuan saja di komunitasnya.
Amazon Amerika
Sementara ketika suku Amazon (versi Yunani) telah lama dianggap punah, kisah mengejutkan muncul pada abad ke-16. Kisah ini dilaporkan penjelajah Spanyol Francisco de Orellana, komandan satu pasukan ekspedisi Gonzallo Pizarro dalam dokumen resmi ekspedisinya di kawasan Amazon, Amerika Selatan.
Tahun 1541 – 1542, Francisco bersama regu pasukannya melakukan ekspedisi menyusuri kawasan basin (daerah berawa) Sungai Amazon dari pesisir pantai Pasifik kawasan Napo River (hulu) sampai pesisir Atlantik (hilir).
Dalam penjelajahan sungai tersebut, tentara Spanyol tersebut beberapa kali diserang suku-suku pedalaman. Namun yang paling mengejutkan adalah serangan mematikan pejuang suku Indian yang seluruhnya adalah perempuan bersenjata! Pasukan ekspedisi Spanyol kemudian menyebut pejuang Indian perempuan tersebut dengan nama Amazon. Nama itu diambil dari legenda pejuang perempuan Amazon di Yunani.
Dari kejutan berdarah suku Amazon ini lah sungai tersebut kemudian mereka beri nama Amazon. Hingga kini daerah sungai terpanjang di Amerika Selatan yang melintasi Peru, Columbia, dan Brasil tersebut disebut Amazon. Termasuk wilayah daratan hutan di sepanjang sungai yang pada masa itu menjadi “benteng” pejuang-pejuang Indian pedalaman hutan tropis Amerika Selatan.
Eksistensi dalam Artefak
Walau muncul keraguan apakah suku Amazon benar-benar ada atau hanya sekadar mitos yang tertuang dalam epic dan legenda, paling tidak banyak artefak dari masanya yang merujuk pada eksistensinya.
Di wilayah Eropa modern, sejumlah artefak tersebut tersimpan dalam museum, dari masa kejayaan Yunani Kuno, Romawi, Persia, sampai Indian Amerika, dan Timur Tengah. Pahatan, relief, arca, dan senjata tempur peninggalan mereka membuktikan bahwa kemungkinan besar suku perempuan yang dikenal sebagai Amazon memang benar-benar ada. Hal itu juga didukung sejumlah skriptur tua dari masa sebelum masehi sampai abad pertengahan Masehi.
Kegagahan perempuan-perempuan pejuang ini memang tak bisa dihilangkan begitu saja dari jejak sejarah. Jika ia tidak mengacu pada satu suku atau bangsa yang didominasi perempuan, setidaknya kelompok perempuan yang mahir bertempur dan menggunakan senjata memang benar-benar nyata di masa lalu! (berbagai sumber)*
Amazon, Sungai Kedua Terpanjang di Dunia
Sungai Amazon merupakan sungai terpanjang kedua di dunia. Mengalir membelah daratan Amerika Selatan melintasi Peru, dan Brasil. Panjangnya mencapai 6.437 km (4.000 mil) kalah sedikit dibanding Sungai Nil di Mesir. Namun soal debit airnya, Sungai Amazon adalah yang terbesar! Lebih besar ketimbang Sungai Nil, Sungai Mississippi, maupun Sungai Yangtze.
Basin Sungai Amazon memiliki keragaman hayati yang tinggi dan mencakup area hutan hujan tropis seluas 7 juta km persegi. Lekuk aliran airnya memang memiliki beragam ukuran luas dan sangat lebar. Jarak antara tepian rata-rata 2 – 10 km, bahkan ada yang mencapai 140 km di muaranya. Kedalamnya juga bervariasi mulai dari 12 – 90 meter. Sangkin lebarnya, kapal berdimensi lebar pun bisa menyusuri beberapa bagian sungai tersebut.
Hulu Sungai Amazon berasal dari kawasan pegunungan Andes di Peru. Berawal dari sebuah air sungai kecil yang disebut Apurimac River di ketinggian 5.240 meter di atas permukaan laut. Melompat dalam bentuk air terjun setinggi 240 meter.
Sungai kecil ini mengalir menuju Sungai Ucayali, yang satu percabangannya membesar menjadi Sungai Amazon di kawasan Peru. Titik percabangan sungai ini berada di dekat Iquitos, Peru. Ia terus mengalir dan melebar melintasi perbatasan Colombia masuk ke Brasil. Sampai akhirnya berhilir ke Samudera Atlantik di wilayah utara Pulau Marajo.
Sedikitnya ada 200-an sungai kecil yang menghilir ke Amazon. Termasuk sungaiyang tercantum dalam peta seperti Japura, Jurua, Madeira, Purus, Tapajos, Xingu, and Rio Negro.
Ada banyak jenis ikan yang menghuni Sungai Amazon. Yang paling terkenal adalah ikan buas pelahap daging: piranha, dan satu lagi ikan “raksasa” arapaima endemik Amerika Selatan. Selain itu, area Sungai Amazon juga menjadi rumah nyaman bagi aligator, anaconda, monyet, kakatua, sloth, dan banyak jenis serangga. (berbagai sumber)*
Hutan Hujan Tropis Terbesar Dunia
Orang-orang Indian hutan pedalaman menjadi penguasa hutan Amazon sebelum orang-orang kulit putih dari Eropa masuk ke kawasan itu. Sebuah kawasan hutan hujan yang amat perawan, gelap, dan misterius.
Hutan hujan tropis Amazon adalah satu kawasan hutan yang terluas di dunia. Sangkin luasnya, ia juga dijuluki sebagai “paru-paru dunia”. Areanya meliputi hutan lebat seluas 5,2 juta km persegi, yang menutupi basin Sungai Amazon di Amerika Selatan.
Kira-kira dua pertiga hutan hujan Amazon terhampar di Brasil. Sisanya menutupi kawasan negara Peru, Bolivia, Ekuador, Colombia, dan Venezuela. Curah hujan yang sangat tinggi dan merata menjaga temperatur harian hutan rata-rata 27 derajat celcius.
Sebagian besar hutan Amazon ditumbuhi pepohonan berkayu, yang tersebar dalam berbagai kerapatan yang berbeda. Ketinggian dan jenis rupanya juga beragam, mulai yang tinggi kurus, besar, dan rerimbunan bersemak. Kanopi hutan Amazon rata-rata 20 – 50 meteran.
Jenis ragamnya mulai dari epifit, parasit, anggrek, tumbuhan berbunga, tumbuhan berbuah, aneka lumut, liana, ragam kayu-kayuan. Kanopi yang rapat dan cabang pepohonan yang meliuk rapat menutup hutan dengan sempurna. Sinar mentari nyaris tak bisa menyentuh lantai hutan. Dan sebagian dasar hutan itu terdiri dari lapisan yang termat subur.
Hutan hujan tropis Amazon memiliki varietas tanaman dan ragam hewan serta kehidupan liar yang kaya melebihi semua tempat di belahan dunia mana pun. Sedikitnya 10 ribuan spesies tanaman bisa ditemukan di sana. Dengan kerapatan ragam jenis hampir 300 spesies tumbuhandalam area 1 hektarenya.
Di sampingitu sejumlah besar tanaman bernilai ekonomi juga tumbuh di sana. Seperti produk utama Brasil kacang-kavangan, coklat, nenas, dan karet. Belum lagi 1.500 spesies burung hutan hujan, dan 30 jutaan serangga serta mamalia dunia.
Namun permintaan yang tinggi terhadap hasil hutan dari seluruh dunia, Amazon kini terancam pengerogotan yang serius. Aktivitas penebangan hutan menggila untuk memenuhi produk kayu, peternakan dan pertanian melebar dan membabat luasan hutan perawan.
Setidaknya, akibat aktiviats manusia dan industri, 10 persen tutupan hutan Amazon terpangkas habis. Suku-suku pedalaman pun semakin terpojok, senasib dengan hewan-hewan liarnya. Menanti kepunahan, kematian, dan hilangnya budaya asli Amerika Selatan.
source: http://daraangelicha.blogspot.com/2010/03/amazon.html
No comments:
Post a Comment