Berikut ini adalah sebagian dari kegilaan Caligula.
I. Tidak lama kemudian ia jatuh hati pada Drusilla, saudara perempuannya sendiri. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya. Ia lalu memberitahukan masyarakat Roma yang terkejut bahwa ini adalah sangat pantas dan tidak seorangpun perlu mengeluh. Ia memberi alasan bahwa Firaun -firaun telah melakukan hal seperti ini dan karena Roma memerintah Mesir, maka perbuatannya adalah sesuatu yang benar-benar sah bagi dia.
Gemellus:
II. Kira-kira waktu itu Gemellus datang untuk makan malam. Mulutnya menyebarkan bau obat batuk. Dengan segera Caligula menuduh gemellus meminum obat penawar racun; dan karena hal itu jelas tercermin pada dirinya, maka Caligula memerintahkan Gemellus untuk segera bunuh diri. Pemuda yang berusia delapan belas tahun itu menurut dan menjatuhkan diri di atas pedangnya.
nb: Gemellus adalah saingan Caligula sebagai pewaris tahta Roma dari Tiberius, kakek mereka.
III. Memerintahkan orang untuk bunuh diri sekarang menjadi kegemaran Caligula. bermacam-macam orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan Caligula semangkin bertambah. Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia menjawab pertanyaan atas tingkahnya itu, ia berkata,” Aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!” Pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta.
Kuda Incitatus:
IV. Penghinaan Caligula terhadap orang banyak meliputi segala hal. Untuk membesar-besarkannya, ia secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus, menjadi Konsul. Lalu ia menyediakan Rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan, dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya. Namun semua itu belum memuaskan rasa Humor Caligula yang sudah tidak beres; maka ia menunjuk Kuda itu sebagai Imam di sebuah Kuil.
IV. Penghinaan Caligula terhadap orang banyak meliputi segala hal. Untuk membesar-besarkannya, ia secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus, menjadi Konsul. Lalu ia menyediakan Rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan, dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya. Namun semua itu belum memuaskan rasa Humor Caligula yang sudah tidak beres; maka ia menunjuk Kuda itu sebagai Imam di sebuah Kuil.
V. Ketika ia menghadiri suatu pernikahan seorang kawan, ia memutuskan bahwa ia sendirilah yang harus menjadi suami dari wanita itu sedangkan pengantin prianya hanya duduk membisu keheranan. Ketika kemudian ia bosan dengan isterinya ini, ia menceraikannya.
VII. Caligula menyukai acara lelang sehingga dia seringkali naik ke atas meja dan memerankan tugas juru lelang. Ia suka menjual budak belian dan para Gladiator, dan terkadang ia memaksa orang-orang Kaya untuk datang ke pelelangannya. Pernah suatu peristiwa, seorang bangsawan tertentu yang telah dipaksa untuk hadir, mengangguk angguk sambil tertidur. Caligula mengartikannya sebagai tawaran. Ketika orang malang itu mulai terjaga, ia mendapati dirinya telah membeli 13 Gladiator dengan harga yang amat besar, yaitu 2.250.000 Dinar.
VIII. Caligula memutuskan bahwa air biasa tidak cukup baik untuk mandi, maka ia mandi dalam air parfum, untuk sekali perjamuan saja ia mengeluarkan 2.500.000 Dinar. Dalam waktu singkat pemborosan ini menguras keuangan negara yang ditinggalkan Tiberius dalam jumlah yang cukup besar. Agar dapat memperbesar pendapatan negara, Caligula menetapkan pajak atas hampir semua barang.
IX. Ketika terjadi kekurangan daging dalam pasokan makanan kebun Binatang, Caligula menetapkan bahwa “semua tahanan yang kepalanya botak” dijadikan makanan bagi hewan-hewan itu. Ini adalah untuk memelihara agar hewan-hewan itu tetap sehat.
Ketika umur 29 tahun, Caligula sudah kelihatan seperti orang tua. Perbuatan perbuatannya yang melampaui batas telah menghabiskan vitalitas hidupnya, dan ia dibenci hampir seluruh Kemaharajaan Romawi. Pada tanggal 24 Januari tahun 41 ia membuat kesalahan dengan menghina seorang perwira pengawal pribadinya secara melampaui batas. Perwira ini yaitu Cassius Chaerea, menghunus pedangnya dan menebas Kaisar pada bahunya. Tetapi sementara ia masih terbelalak, anggota-anggota lain dari barisan pengawal menyerbu Kaisar Gila itu, membunuhnya dengan pedang mereka.
Dan dengan demikian berakhirlah riwayat hidup Caligula. Kalau dilihat lagi ke belakang , kebanyakan ahli sejarah sepakat menyatakan bahwa ia seorang yang SAKIT JIWA.
source: http://cuma-ingin-tahu.blogspot.com/2010/06/caligula-kaisar-gila-dan-kejam-yang.html
source: http://cuma-ingin-tahu.blogspot.com/2010/06/caligula-kaisar-gila-dan-kejam-yang.html
No comments:
Post a Comment