Saturday, August 14, 2010

Tepatkah Minum Larutan Isotonik Saat Sahur?



Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia) Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD, menyoroti iklan produk minuman kemasan, yang mengajak konsumen minum larutan isotonik saat sahur. Dikatakan Ari, informasi yang disampaikan ketengah masyarakat tentang khasiat dari produk tersebut haruslah berisi informasi yang benar. Terlebih jika produk tersebut merupakan produk makanan atau minuman. Dimana produk tersebut akan membawa dampak buruk bagi kesehatan seseorang jika tidak tepat mengkonsumsinya.




"Sebagai klinisi dan akademisi saya melihat apa yang dipromosikan mengenai larutan isotonik dibuhungkan dengan puasa terlalu berlebihan," ujar Ari, yang juga konsultan penyakit lambung dan pencernaan FKUI-RSCM, dalam penjelasannya secara tertulis kepada wartawan, Jumat (13/8).

Dijelaskan, larutan isotonik yang beredar dimasyarakat umumnya berisi unsur gula, ion atau elektrolit antara lain Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Klorida. Bahkan ada larutan isotonik yang juga ditambahkan vitamin. Sehingga asupan vitamin dari cairan isotonic ini harus diperhitungkan sebagai asupan vitamin untuk tubuh kita. "Walau kita ketahui bahwa sebagian vitamin tersebut, antara lain vitamin B dan C, larut air sehingga disebutkan akan dibuang melalui ginjal jika dikonsumsi berlebih-lebihan," urainya.


Diuraikan, larutan isotonik sebenarmya diindikasikan untuk menggantikan cairan dan ion tubuh yang hilang melalui keringat karena seseorang tersebut berolahraga dan beraktifitas berat. "Tetapi apa yang kita lihat saat ini, di bulan Ramadhan ini dari iklan yang beredar dimedia baik cetak dan elektronik mereka menyampaikan bahwa produk larutan isotonic dapat digunakan untuk sahur dan berbuka. Sahur adalah makan dan minum yang dilakukan pada dinihari umumnya jam 3-4 pagi setelah seseorang tersebut bangun tidur. 

Pada kondisi normal tidak akan terjadi kehilangan cairan dan elektrolit selama seseorang tersebut tidur. Jadi jelas larutan isotonic tidak dibutuhkan saat seseorang tersebut sahur. Seperti saya sebutkan bahwa larutan isotonic yang beredar dimasyarakat mengandung unsur gula dan mempunyai nilai kalori. Tentu hal ini juga harus diperhitungkan sebagai asupan kalori tubuh. Pada orang yang obesitas atau penderita kencing manis (DM) asupan tambahan kalori ini harus diperhitungkan," ulasnya.

Larutan isotonic yang ada dimasyarakat , lanjutnya, umumnya mengandung Natrium dan adanya Na yang dikonsumsi secara berlebihan juga bisa memperburuk tekanan darah pada seseorang yang menderita hipertensi. Tambahan elektrolit lain pada larutan isotonic tentu juga akan memburuk fungsi ginjal seseorang yang memang sudah ada gangguan fungsi ginjal sebelumnya. Selain itu sebagian dari produk isotonic yang ada juga terasa asam dan tentu hal ini akan membuat pasien yang memang sudah mempunyai masalah pada lambungnya menjadi tidak nyaman.

"Dampak akibat iklan yang tidak tepat akan penggunaan larutan isotonic juga telah terjadi pada pasien saya yang kebetulan sudah berumur 60-an tahun yang merasa mual dan nyeri di uluhati setelah menkonsumsi salah satu larutan isotonic pada saat menjelang imsak. Pasien tersebut akhirnya harus membatalkan puasanya di hari tersebut dan datang kepada saya untuk berkonsultasi" cerita Ari.

Saat ditanya kenapa mengkonsumsi produk tersebut, jawaban pasien Ari, karena takut kehilangan cairan dan ion selama berpuasa dan mengkonsumsi cairan tersebut sesuai anjuran iklan tersebut. "Yang membuat saya tambah terenyuh adalah bahwa pasangan pasien saya tersebut yang juga sudah berumur 60 tahunan juga turut mengkonsumsi larutan isotonik yang menurut saya sebenarnya tidak dibutuhkan oleh keluarga pasien tersebut," imbuhnya.

"Puasa Ramadhan baru berlangsung beberapa hari, saya tidak menginginkan jatuh korban lagi karena termakan iklan yang tidak tepat ini. BPOM harus mencermati iklan dari larutan isotonic yang menganjurkan untuk mengkonsumsi larutan isotonik tersebut pada saat sahur," ujarnya. Jika menurut BPOM tidak tepat, seharusnya segera dilakukan perbaikan atas iklan tersebut.

"Selamat berpuasa dan mudah-mudahan masyarakat kita lebih kritis dalam memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsi dan tidak percaya bulat-bulat akan informasi yang disampaikan pada iklan tersebut. Jika ada keraguan untuk mengkonsumsi produk sebaiknya berkonsultasi dengan dokter keluarga atau dokter langganan anda," pesan Ari.

source: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=70113

No comments:

Post a Comment